Workshop Penanggulangan Se-Provinsi Kalimantan Timur
Samarinda, 1 Oktober 2024 – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, dr. Jaya Mualimin, secara resmi membuka kegiatan Workshop Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak yang dilaksanakan di Hotel Harris Samarinda. Kegiatan ini dihadiri oleh petugas surveilans dan petugas imunisasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Kalimantan Timur dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas dalam penanganan KLB Campak.
Dalam sambutannya, dr. Jaya Mualimin menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalam menghadapi potensi wabah penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi (PD3I). Salah satu penyakit yang menjadi perhatian khusus adalah campak, yang disebabkan oleh virus RNA dari genus Mobilivirus dan memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi. “Campak bukan hanya dapat menyebabkan kecacatan, tetapi juga kematian jika tidak ditangani dengan baik. Karenanya, imunisasi dan surveilans yang efektif sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut,” ujar dr. Jaya.
Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak tahun 2020 turut mempengaruhi berbagai program kesehatan, termasuk imunisasi dan surveilans campak rubella. Dalam dua tahun terakhir, terjadi penurunan cakupan imunisasi serta peningkatan kasus campak rubella, baik di Indonesia maupun di Kalimantan Timur. Tahun 2023 mencatat peningkatan drastis dengan 1.425 kasus suspek campak dan 361 kasus positif di Kalimantan Timur. Kondisi ini menyebabkan sejumlah wilayah, termasuk Kabupaten Kutai Timur, menetapkan status KLB Campak.
Dalam workshop ini, peserta mendapatkan materi terkait pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI), serta penetapan wilayah dan sasaran ORI yang tepat. Para narasumber berasal dari Direktorat Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur.
Workshop ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kemampuan petugas dalam penanganan KLB Campak di lapangan sehingga resiko kematian dan penyebaran dapat diminimalisir.